Robot UGM Berjaya di Amerika, Raih 2 Emas

Tim robot Universitas Gadjah Mada menorehkan prestasi mengagumkan di tingkat internasional.

Mengembalikan Start Menu di Windows 8

Setelah menginstal Windows 8 ada satu perubahan besar yang terjadi pada Taskbar. Start Menu-nya hilang !!!

Kisah Unik Wallpaper Windows XP

Para pengguna komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows XP, pasti tak asing dengan Bliss, yang merupakan salah satu wallpaper bawaan sistem operasi ini.

Ditemukan, 'Anomali' Lain Segitiga Bermuda

Segitiga Bermuda -- wilayah imajiner yang menghubungkan Puerto Rico, perairan Florida, dan Bermuda -- tenar karena imej mistisnya.

Struktur Aneh di Dekat Stonehenge

Tim ilmuwan menemukan sebuah struktur sirkuler di dekat monumen terkenal Stonehenge, Inggris, Kamis, 22 Juli 2010.

Jumat, 30 Oktober 2015

Tahun 2016, Balon Google akan masuk di Indonesia


Google dan tiga operator utama Indonesia telah menyepakati uji coba teknis untuk Project Loon. Mulai 2016, balon-balon Google akan menghadirkan akses internet di area tertentu.

Dilaporkan jurnalis KompasTeknoWicak Hidayat, peresmian kesepakatan antara Google dan Telkomsel, XL  Axiata serta Indosat dilakukan di Google X, Mountain View, Rabu (28/10/2015).

Hadir dalam acara tersebut adalah pendiri Google Sergey Brin, Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah, Dirut XL Axiata Dian Siswarini dan Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli, juga Mike Cassidy, Project Leader Project Loon di Google X.

Project Loon di Indonesia akan fokus pada menghadirkan akses internet di wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi.

"Sesekali, berada di luar jangkauan komunikasi adalah hal yang baik. Namun untuk mereka yang tak terjangkau telekomunikasi setiap harinya, hal ini menjadi kelemahan dan kesulitan," ujar Sergey Brin.

Kerja sama ini baru mencakup uji teknis dan belum sama sekali menyinggung aspek komersial. Belum diungkapkan tepatnya area mana yang akan dicakup oleh Loon di Indonesia.

Cassidy mengatakan, beberapa hal yang akan diuji termasuk komunikasi dari balon ke balon, flocking maupun komunikasi dari darat ke balon.

Brin mengatakan, teknologi di balik Google Loon sesungguhnya cocok untuk negara manapun. Namun terutama akan berguna bagi wilayah yang luas dan sulit dijangkau menara telekomunikasi biasa.

Ririek mengatakan, penerapan Loon di Indonesia akan dilakukan di wilayah yang memang selama ini belum tercakup jaringan operator. Oleh karena itu, penerapannya selama masa uji coba ini belum akan berpengaruh pada infrastruktur yang sudah ada, maupun rencana setahun ke depan.

Setiap balon di Project Loon akan terbang di ketinggian kurang lebih 20 kilometer dari permukaan laut. Masing-masing memiliki jangkauan radius 40 km, bandingkan dengan menara telekomunikasi yang hanya sekitar 5 km.

Ke depannya, Loon diharapkan bisa menjadi alternatif pengadaan infrastruktur secara terjangkau.

Sumber : tekno.kompas.com